Rabu, 14 Desember 2011

ISS: International Space Station and IT Telkom Satellite Society


Sudah lama tidak Posting lagi semenjak saya off Job dari kantor lama :) Meskipun sudah tidak di provider satelit lagi, namun saya masih menekuni dunia persatelitan hingga saat ini. Berikut adalah post saya mengenai rencana kerjasama ARC ITT dan AMSAT-ID untuk dapat kontak AR dengan ISS (International Space Station) dan juga berdirinya IT Telkom Satellite Society.


Amateur Radio on the International Space Station

Bagi rekan yang belum tahu ISS, maka berikut saya suguhkan video ISS (Stasiun Luar Angkasa) yang sedang mengorbit di orbit LEO. Sangat menarik sekali para Astronot disana dapat merekam pemandangan bumi dari ketinggian angkasa seperti di video berikut.


Earth | Time Lapse View from Space, Fly Over | NASA, ISS from Michael König on Vimeo.

dan, berikut adalah kegiatan komunikasi yang dilakukan dari dalam kabin ISS dengan seorang Amatir Radio di bumi bernama Robb Kunz yang berlangsung beberapa menit saja.


My two way contact with Doug Wheelock on the International Space Station (ISS) from Robb Kunz on Vimeo.

Tentunya komunikasi tersebut dapat berlangsung karena perangkat dan mode komunikasi Amatir Radio yang dimiliki kedua belah pihak baik di Bumi atau ISS itu sendiri. Tak sabar rasanya ingin juga mencoba kontak komunikasi dengan para astronot ISS di luar angkasa dari perangkat Ground Station yang kita miliki melalu Band Amatir. Beruntungnya hal tersebut akan sangat mungkin terlaksana melalui kerjasama dengan AMSAT-ID (Amateur Satellite Indonesia).

ARC ITT, ORARI JABAR dan AMSAT-ID dalam diskusi

Pada beberapa pekan yang lalu, kami tim ARC ITT berkesempatan untuk meramaikan acara Solo International Techno Exhibition 2011 sebagai peserta pameran di Keraton Kasunanan Surakarta, Solo. Pada acara tersebut juga hadir AMSAT-ID untuk mengisi sesi Pameran dan juga Workshop AMSAT. Kebetulan di sela acara saya bertemu dengan Bp. Hakim Satar - YB0AN (President of AMSAT-ID) dan juga Bp. Gunarso - YB1LZ  (Kabid. Optek ORARI Jabar). Alhasil dengan momentum yang tepat tersebut kami memulai diskusi perkembangan kegiatan AMSAT di Indonesia dan juga di kalangan akademisi kampus. Diskusi tersebut akhirnya berujung pada kesepakatan kami semua pada saat itu yaitu ARC ITT, ORARI Jabar dan juga AMSAT-ID untuk dapat menyemarakkan kegiatan AMSAT di ranah akademisi.
Read More...

Kamis, 11 Agustus 2011

My Dream Ground Station: SDR, Custom Dish and Tracking Rotor


Kali ini saya ingin membahas spesifikasi yang saya inginkan pada ground station impian saya. Sebenarnya bahan tulisan ini sudah sejak lama saya peroleh namun belum sempat saya olah menjadi tulisan. Curi-curi waktu luang kerja untuk bisa menulis tulisan ini. Semoga bisa cicil mulai dari tulisan terlebih dahulu baru beli dan oprek perangkatnya :)

Untuk awalan saya coba suguhkan video dari FUNCube sebuah proyek satelit nano CubeSat beserta ground station-nya yang dipelopori oleh Amsat-UK.


Sungguh sangat menginsiprasi saya untuk memiliki Ground Station seperti itu juga nantinya. Amien.


SDR – Software Defined Radio

Terinspirasi dari video tersebut dan juga kocek dana yang belum mencukupi untuk membeli perangkat radio maka saya memutuskan untuk sebisa mungkin meniru cara kerja FUNCube dongle tersebut. Selain software SDR nya dapat diunduh secara gratis dan dapat kita buat sendiri perangkatnya.

OM Daryono at JakFOX 2011
Suatu waktu pada event JakFox 2011 bertepatan pada Ulang Tahun kota Jakarta ke-484 kala itu saya bertemu dengan OM Daryono – ketua HARC Indonesia (Homebrew Amateur Radio Club). Kebetulan pada waktu itu beliau sedang pameran karya-karya SDR buatannya jadilah saya bertanya-tanya lebih jauh mengenai SDR dan cara membuatnya. Beliau berkata bahwa untuk perangkat sangat mudah untuk dapat dibuat dengan tangan sendiri dan komponennya pun cukup mudah didapat. Saya pun sangat tertarik untuk bisa membuat sendiri perangkat SDR dengan tangan saya.

Berlanjut dengan perbincangan di email, alhasil beliau share dokumen OM YU1LM yang tersedia di internet tentang desain rangkaian SDR lengkap dengan gambar board dan jenis-jenis komponen yang akan digunakan. OM Daryono lantas menunjukkan hasil rekaman percakapan beliau di udara melalui SDR yang dia buat sendiri. Hasilnya cukup bagus dan tidak mengecewakan. Saya langsung berencana untuk mengundang beliau suatu waktu untuk bisa share tentang SDR pada rekan Amateur Radio CLub (ARC) IT Telkom nantinya dan syukur beliau pun meng-iya-kan usulan tersebut. Mudah-mudahan bisa ketemu  ngobrol dan share lebih banyak lagi di lain waktu. Terima kasih OM Dar. Berikut adalah gambar salah satu rangkaian SDR OM YU1LM.
Read More...

Selasa, 05 Juli 2011

Event Reports: APSAT 2011




Hari Kamis tepatnya tanggal 16 Juni lalu akhirnya saya berhasil mengikuti gelaran APSAT 2011 yang diadakan di Hotel Le Meridien, Jakarta. Kali ini saya datang bukan sebagai ASSI member (student) di acara tersebut ataupun nama perusahaan. Saya hadir di sana atas ajakan rekan satu tim RG Nanosat di IT Telkom yaitu saudara Suryadi dan memosisikan diri sebagai pendukung Bp. Arifin Nugroho yang akan presentasi mengenai IiNusat di forum tersebut.

Sudah kali kedua saya mengikuti gelaran APSAT, dan acara ini semakin menarik saja dari tahun ke tahun. Walaupun hanya bisa hadir di hari kedua gelaran tersebut namun saya masih dapat mendengarkan diskusi menarik di forum tersebut, diantaranya adalah Cellular Backhaul Demand Overview, Satellite Operator Backhaul Solution dan Early Warning and Emergency & Disaster Communication Systems. Beberapa presenter yang hadir pada hari itu adalah kalangan dari perusahaan seperti Telkomsel, Indosat, XL-Axiata, PSN, Metrasat, Comtech, Hughes, SkyFiber Corp., Melco (Mitsubishi Electric Corporation) dan juga Lembaga terkait seperti MASTEL, LAPAN, BMKG dan INSPIRE.

Cellular Backhaul Overview

Satellite Mobile Backhaul Demand in Indonesia
Pada bahasan Cellular Backhaul Overview diisi oleh presenter dari kalangan operator selular di Indonesia. Mereka memaparkan kebutuhan satelit sebagai solusi backhaul bagi BTS mereka yang tidak tercakup layanan FO ataupun Microwave terrestrial. Mayoritas permintaan layanan backhaul berada pada wilayah timur indonesia. Wilayah timur Indonesia memang belum adanya infrastuktur akses komunikasi ke arah sana selain menggunakan satelit. Meskipun ada Palapa Ring nantinya, namun akses satelit masih tetap diandalkan pada kontur yang sulit di pedalaman wilayah timur Indonesia seperti Kepulauan Maluku, Nusa Tenggara Timur dan Papua.

Read More...

Senin, 06 Juni 2011

Info: APSAT 2011 International Conference - Jakarta, Indonesia


Pagi ini saya mendapat email mengenai acara APSAT 2011 yang sudah saya tunggu-tunggu semenjak awal tahun ini. Alhasil karena saya bukan lagi anggota ASSI (student member) dan sudah menjadi pegawai salah satu perusahaan satelit di Indonesia, maka saya kemungkinan besar hanya terima kabar saja :).

Bahasan pada 2011 nampaknya akan lebih semarak dari APSAT tahun lalu dilihat dari banyaknya panelis dan lamanya acara yaitu 1.5 hari. Hadir juga bahasan dari INSPIRE dan IiNusat-nya di acara tersebut. Semoga momen tersebut dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan utilitas satelit di kawasan Indonesia.

Berikut adalah detil informasi acaranya:

ASIA-PACIFIC SATELLITE COMMUNICATION SYSTEMS INTERNATIONAL CONFERENCE

APSAT 2011
Delivering Broadband Access to Anywhere

Le Meridien Hotel, 15-16 June 2011


Background

The APSAT 2011 is the 10th ASSIs consecutive annual international conference series on the satellite communication aspect and it is a remarkable annual event in Indonesia and it is being acknowledged, recognized and endorsed by international telecommunication societies, professionals and government institutions. ASSI (Asosiasi Satelit Indonesia) or (the Indonesian Satellite Association) is an inclusive non-profit organization, based in Bandung, established in 1998, to promote and encourage the satellite industry, including the satellite community development in Indonesia, through national-international multi discipline collaboration; and to address wide range satellite related issues.
Read More...

Sabtu, 04 Juni 2011

Adi R Adiwoso: "Unlocking the Value"

Bp. Adi Rahman Adiwoso adalah salah satu tokoh satelit Asia-Pasifik yang sangat menginspirasi kita semua untuk melirik penerapan teknologi satelit yang amat vital sebagai tulang punggung jaringan telekomunikasi nasional. Berkat hasil buah pikirnya bersama Prof Dr. Iskandar Alisjahbana maka teknologi satelit nasional dapat menjamin terjalinnya komunikasi telepon dari ujung Barat hingga ke Timur di setiap pelosok desa terpencil di Nusantara. Tak heran berkat jasanya jikalau beliau dijuluki sebagai Bapak Komunikasi Satelit Nasional.

Berikut adalah video rekaman bincang-bincang Peter F. Gontha dengan Bp. Adiwoso di salah satu channel TV lokal mengenai kancah beliau di dunia persatelitan.


Read More...

Rabu, 18 Mei 2011

Indonesia Satellite History - Part 3

Part 3: LAPAN and INSPIRE Satellite Program


LAPAN Satellite Program

Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional atau yang lebih dikenal dengan singkatan LAPAN memiliki banyak kegiatan observasi di bidang keantariksaan. Salah satunya adalah  penelitian dan pengembangan satelit pada Pusat Teknologi Satelit LAPAN. Beberapa satelit telah dibuat dan diluncurkan oleh LAPAN dan diharapkan program ini akan berlanjut guna kemandirian di bidang teknologi dirgantara melalui pengembangan satelit dan roket.

INASAT-1

INASAT-1
Tahun 2006 lalu menjadi tahun yang sangat penting bagi bidang persatelitan Indonesia. Pasalnya pada tahun tersebut Indonesia berhasil membuat* satelit pertama buatan negeri sendiri. Satelit yang diberi nama INASAT-1 tersebut adalah satelit nano alias satelit yang menggunakan komponen elektronik berukuran kecil, dengan berat sekitar 10-15 kg. Satelit itu dirancang dengan misi untuk mengumpulkan data yang berhubungan erat dengan data lingkungan (berupa fluks magnet didefinisikan sebagai muatan ilmiah) maupun housekeeping yang digunakan untuk mempelajari dinamika gerak serta penampilan sistem satelit di orbitnya. Adapun satelit itu dirancang bersama oleh PT Dirgantara Indonesia dan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), khususnya Pusat Teknologi Elektronika (Pustek) Dirgantara. Berbekal nota kesepakatan antara LAPAN, PT Dirgantara Indonesia, serta dukungan dana dari Riset Unggulan Kemandirian Kedirgantaraan 2003, maka dimulailah rancangan satelit Nano dengan nama INASAT-1 (Indonesia Nano Satelit-1).

Read More...

Selasa, 19 April 2011

Sharing APRS and Satellite X AMSAT Training



Sharing APRS and Satellite

Sharing dengan OM Yono di GSG IT Telkom
Pada hari minggu (10/04) kemarin saya bersama rekan Amateur Radio Club - ARC ITT berkesempatan bertukar ilmu dengan Kabag. Operasi & Teknik ORARI Daerah Jawa Barat (OM Gunarso - YB1LZ) dan pengurus bagian teknik AMSAT-ID (OM Yono - YD0NXX) di GSG IT Telkom. Kebetulan beliau yang membuka kesempatan untuk sharing di Bandung dan saya menanggapinya untuk bisa sharing di kampus IT Telkom. Hal ini selain menambah jejaring dengan rekan AMSAT-ID dan ORARI namun juga menunjukkan kesiapan IT Telkom terhadap riset satelit (Nano) dan juga kegiatan Radio Amatir-nya.

Beberapa hal yang jadi fokus beliau kala itu adalah sosialsasi teknologi APRS dan juga satelit LAPAN-ORARI yang akan segera diluncurkan. Kabarnya di Q4 ini satelit tersebut telah melampaui serangkaian test dan akan segera dilakukan proses assembly

Read More...

Rabu, 13 April 2011

First Orbit - Full Movie

Tribute to Gagarin


Tribute to Gagarin.. Berkat penerbangannya impian space program pada masa kini dapat banyak dieksplorasi lebih jauh. Menandai 50 tahun kosmonot Yuri Gagarin melakukan penerbangan pertama ke luar angkasa, berikut adalah video "First Orbit" yang mengisahkan perjalanan tersebut.



A real time recreation of Yuri Gagarin's pioneering first orbit, shot entirely in space from on board the International Space Station. The film combines this new footage with Gagarin's original mission audio and a new musical score by composer Philip Sheppard. For more information visit http://www.firstorbit.org/

Read More...

Sabtu, 02 April 2011

Indonesia Satellite History - Part 2


Part 2: Palapa D, Cakrawarta, Garuda and Telkom Satellite Program


Palapa D Program

Palapa-D merupakan satelit buatan Thales Alenia Space (Perancis) yang dipesan oleh PT. Indosat Tbk dan diluncurkan dari Space Port Xi-Chang China pada tgl 31 Agustus 2009 lalu. Satelit Palapa-D direncanakan untuk dapat beroperasi selama 15 tahun (masa tahan di orbit selama 17,5 tahun), dan dibangun berdasarkan model platform Spacebus-4000B3 oleh Thales Alenia Space. Satelit ini berkapasitas lebih besar dibandingkan dengan Palapa-C2 yang akan digantikannya. Keseluruhan proyek Satelit Palapa-D mulai dari proses pembangunan hingga peluncuran diperkirakan bernilai sebesar 230 juta USD.

Palapa D melayani cakupan area seluruh Indonesia, negara-negara ASEAN, sebagian negara di Asia, Timur Tengah dan Australia. Satelit ini memiliki total 40 transponder dengan 24 transponder C-band standard, 11 transponder C-band extended dan 5 transponder Ku-band sehingga satelit ini diperkirakan memiliki total massa 4100 kg saat diluncurkan. Sebanyak 24 transponder C-Band utama Palapa D bekerja di frekuensi 5.9 GHz-6.4 GHz (uplink) dan 3.7 GHz-4.2 GHz (downlink), sedangkan 11 transponder C-Band extended-nya bekerja di frekuensi 6.4 GHz-6.7 GHz (uplink) dan 3.4 GHz-3.7 GHz (downlink).

Read More...

Sabtu, 19 Maret 2011

Indonesia Satellite History - Part 1



"The dinosaurs became extinct because they didn't have a space program“
Larry Niven–“N-Space”,1991


“Seandainya saja dinosaurus di masa lampau memilki program luar angkasa, maka mungkin mereka tidak akan punah. Perkataan tesebut mungkin ada benarnya jika memang para dinosaurus mengatisispasi kedatangan komet yang memusnahkan mereka kala itu namun apa daya. Tentunya Space Program saat ini tengah dikembangkan di berbagai negara termasuk pengembangan teknologi satelit guna kedaulatan, sains dan juga komunikasi termasuk di Indonesia.

Indonesia sendiri termasuk negara ketiga di dunia yang memiliki satelit untuk memenuhi keperluan komunikasi domestik. Mengacu pada Sumpah Palapa yang diucapkan oleh Patih Gajah Mada di masa kerajaan Majapahit pada tahun 1336 dimana ia berjanji tidak akan menikmati buah Palapa sebelum dapat menyatukan Nusantara, maka Sistem Komunikasi Satelit Domestik Indonesia dinamai SKSD Palapa oleh Presiden Soeharto guna menyatukan Nusantara. Keputusan Presiden Soeharto membeli dan meluncurkan satelit Palapa-A1 tipe HS-333 buatan Hughes (US) pada 1976 dianggap tepat karena peran satelit di Indonesia sangatlah penting mengingat Indonesia adalah negara kepulauan (+/- 17.000 pulau) yang perlu membangun berbagai infrastruktur guna mempercepat pembangunan daerah. Karakteristik satelit yang bersifat broadcast, cepat dan memilki cakupan yang luas, maka dalam mendukung pembangunan, satelit merupakan pilihan teknologi komunikasi yang penting.

Presiden Soeharto membuka Jaringan SKSD Palapa

Palapa A Program

Program satelit Palapa-A dimulai sejak Februari 1975 dengan memesan dua buah satelit sekaligus (Palapa A1,A2) beserta stasiun kontrol dan 9 stasiun bumi pada Hughes (Boeing Satellite System). Pengerjaannya pun hanya memakan waktu 17 bulan saja untuk membangun dan meluncurkan satelit pertama seri Palapa A yang merupakan pengerjaan tercepat yang pernah dilakukan oleh manajeman dan teknisi Boeing.

Antena Palapa-A didesain khusus untuk memancarkan daya yang dikonsentrasikan ke wilayah kepulauan Indonesia dan juga termasuk negara tetangga yaitu, Singapura, Malaysia, Thailand dan Filipina. Ketersediaan 12 transpondernya dengan rataan kapasitas 6000 kanal voice atau 12 kanal Televisi yang simultan diatas Nusantara, enam diantaranya digunakan untuk teleponi dan satu transponder diisi program televisi nasional, sementara sisanya yang berjumlah lima digunakan sebagai cadangan.

Palapa-A1 sukses diluncurkan dan beroperasi pada 8 Juli 1976 di orbit 83E yang sepenuhnya dikelola oleh perusahaan nasional Perumtel (PT. Telkom). Berselang satu tahun kemudian yaitu pada tanggal 11 Maret 1977, Palapa-A2 diletakkan pada lokasi orbit 77E, diluncurkan dari Pusat Antariksa Kennedy di Tanjung Canaveral, Florida, Amerika Serikat, sebagai cadangan yang juga memiliki 12 transponder dan siap untuk dioperasikan apabila Palapa-A1 mengalami kegagalan, atau jika permintaan pasar tidak dapat lagi diakomodasikan oleh Palapa-A1. Kedua satelit Palapa-A tersebut sukses diluncurkan dengan wahana luncur Delta-2914 dan memilki umur yang relatif pendek. Akhirnya masa kerja kedua satelit komunikasi perdana Indonesia tersebut berakhir pada bulan Juni 1985 dan Januari 1988, dan dilanjutkan pada program satelit generasi kedua yaitu Palapa-B.

Palapa B Program

Program satelit Palapa-B adalah program satelit generasi kedua yang dibuat oleh Hughes Spaces and Communication Company untuk Indonesia, kali ini terdapat empat satelit generasi Palapa-B jenis HS-376 yang dipesan guna kesinambungan operasi SKSD Palapa-A yang berakhir masa operasinya. Palapa-B dibangun untuk memiliki 24 transponder C-Band dan wilayah cakupan yang lebih luas hingga mampu menjangkau seluruh wilayah ASEAN. Hal ini didasarkan pada perkiraan kebutuhan telekomunikasi domestik bagi keperluan Pemerintah serta kebutuhan negara-negara ASEAN yang didasarkan atas hasil Kelompok Kerja para ahli teknis dan ekonomi ASEAN pada tahun 1978.

Palapa-B1 dan B2 diluncurkan oleh pesawat ulang alik (STS) Challenger pada Juni 1983 dan Februari 1984, namun berbeda dengan kesukesan Palapa-B1 di 180E, Palapa-B2 mengalami masalah pada motor penyulut perigee sehingga harus dibawa kembali ke bumi untuk diperbaiki. Satelit Palapa-B2 berhasil diselamatkan melalui operasi khusus suatu penerbangan pesawat ulang alik dan kemudian diperbaiki dan diluncurkan kembali dengan penamaan Palapa-B2R (Refurbish) dengan wahana luncur Delta-6925-8.

Kehadiran Palapa-B2R akhirnya menggantikan posisi Palapa-B1 di 108E dan Palapa-B1 dibeli oleh PT. Pasifik Satelit Nusantara (PT.PSN) yang menjadikannya satelit komersial pertama non-Intelsat di Asia dengan mengganti namanya menjadi Palapa Pacific-1 [APS 98/99].

Pada tahun 1987, Palapa B2P dibuat dan ditempatkan pada orbit 113E melalui wahana luncur Delta 3290. Satelit tersebut dikelola oleh Perumtel dan Indosat untuk kemudian disewakan kepada pihak ke-3 baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Palapa-B2P (ex. Palapa-B3) kemudian mengakhiri masa operasinya pada Februari 1996 dan kemudian dibeli oleh operator satelit asal Filipina yaitu Mabuhay Philippines Satellite Corp (MPSC) sehingga berganti nama menjadi AGILA-1.

Seiring dengan perkembangan pasar, pada tahun 1992 PT.Telkom meluncurkan Palapa-B4 yang diletakkan di 188E untuk mengakomodokasi permintaan akan sirkuit satelit yang terus berkembang di kawasan ASEAN. Satelit Palapa-B4 diluncurkan melalui wahana luncur Delta II-7925 dari Kennedy Space Center (US).

Palapa C Program

Pada tahun 1993, pemerintah mulai melakukan deregulasi bidang usaha satelit dengan menyetujui sebuah perusahaan swasta, meskipun dimiliki sebagian oleh PT.Telkom, untuk menjadi suatu operator satelit. PT Satelit Palapa Indonesia (Satelindo) menjadi operator satelit selain juga merupakan operator seluler sesuai dengan izin yang diberikan kepadanya oleh Pemerintah.

Satelindo mengoperasikan satelit generasi ketiga seri Palapa yaitu dengan diawali debut Palapa-C1 pada Februari 1996 bersama PT.PSN yang memiliki 6 buah transponder C-Band di satelit tersebut. Satelit Palapa C1 dan C2 adalah produk kerjasama antara Satelindo dan PT.PSN yang memesan satelit jenis HS-601 pada Hughes (US) dengan masing-masing satelit memiliki total 34 transponder (30 C-Band dan 4 Ku-Band). Palapa-C1 ditempatkan di orbit 113E dan disusul satu bulan kemudian yaitu Maret 1996 Palapa-C2 pada 112.9E.

Namun sayang, Palapa C1 ternyata mengalami gangguan pada komponen kelistrikan yang menyebabkan tidak bisa melakukan pengisian baterai. Lantas klaim asuransi segera dibayar, dan Palapa-C1 berpindah tangan ke pihak perusahaan asuransi. Pada Januari 1999 beralih kepemilkian ke Hughes Global Services dan mengoperasikannya dengan nama HGS 3. Desember 2000 HGS 3 disewa Kalitel perusahaan asal AS di 50E dengan nama Anatolia 1, dan pada Agustus 2002 disewa Pakistan di 38E menjadi Paksat 1.

Program Palapa-C Satelindo dan PSN

Bersambung..

Part 2: Palapa D, Cakrawarta, Garuda and Telkom Satellite Program

Diambil dari Asia-Pacific Satellite Yearbook 98/99 dan berbagai sumber.



Read More...

Kamis, 17 Maret 2011

Info: AMSAT Training


Tadinya saya sudah menjadwalkan untuk berkunjung ke sekretariat AMSAT-ID pada pekan ini, namun cuaca Jakarta yang tak menentu lagi banjir dimana-mana membuat saya agak sulit bergerak dari Cikarang menuju Jakarta. Yah,, mungkin belum jodoh :)

Namun malam kemarin tepatnya tanggal 16 Maret 2011 pukul 20.19 WIB saya menerima surat undangan pelatihan AMSAT melalui milist ORARI-News dengan detail sebagai berikut:

To: All amatir radio di Indonesia,

Kami mengundang rekan rekan amatir radio untuk menghadiri acara. Pelatihan pembuatan antena untuk satelit dan cara penggunaaannya
.

Read More...

Rabu, 02 Februari 2011

Satellite and Application

Saat ini dimana dunia sudah dapat dikatakan borderless dengan kehadiran teknologi komunikasi satelit. Bagaimana tidak semenjak tahun 1990 perkembangan industri satelit meningkat begitu pesat mulai dari aplikasi Radio, Broadcasat, Telephony dan Mobile Telephony, hingga akses internet melalui teknologi VSAT yang dapat menjangkau seluruh pelosok bumi tanpa batas. Bahkan dapat kita katakan bahwa kedaulatan suatu negara tidak lagi dikatakan mutlak karena dapat dipantau oleh satelit manapun yang melintas diatasnya tentunya tanpa mengabaikan Landing Right pada orbit GEO.


Berbagai macam pengembangan jenis dan aplikasi satelit saat ini sangatlah membantu kehidupan manusia saat ini. Berikut adalah paparan mengenai jenis dan aplikasi satelit yang berkembang hingga saat ini.

Read More...

Senin, 24 Januari 2011

January 23rd 2011 : National Exam of Amateur Radio and ARC IT Telkom

Pada tanggal 23 Januari 2011 kemarin tepatnya hari minggu saya menyempatkan diri ke Bandung untuk melaksanakan Ujian Negara Radio Amatir yang diselenggarakan oleh Kemkominfo. Bersama tujuh orang lainnya yang merupakan teman kampus IT Telkom maka kami memulai persiapan ujian dengan belajar kembali materi ujian disela waktu menuju ujian dimulai.

Tentunya ini adalah kali pertamanya kami mengikuti ujian kepakaran seperti ini. Meskipun kami memang berasal dari kampus Telekomunikasi namun tetap saja rasa gugup itu ada karena mayoritas peserta ujian lainnya adalah bapak-bapak yang sudah mahir mengenai peraturan dan teknis Radio Amatir. Kami pun berusaha sekuat tenaga demi menjaga kredibilitas kampus dimata para Radio Amatir. Alhasil kami menjawab semua soal dengan tegas, teliti dan yakin akan lulus pada ujian kali ini. Amien Insya Allah.

Read More...

Senin, 17 Januari 2011

Preparation become an Amateur Radio


Salam sejahtera,

Mohon maaf sebelumnya belum terbitnya post pada menu Januari 2011 ini. Saat ini penulis tengah dihadapkan pada persiapan Ujian Negara Amatir Radio - ORARI yang akan terlaksana pada tanggal 23 Januari 2011. Membuka kembali buku pelajaran elektronika dan telekomunikasi dasar menjadi bahan sehari-hari untuk dibaca menuju ujian tersebut.

Tujuannya adalah tidak lain untuk menjadi seorang Radio Amatir yang memiliki izin untuk berkendara beberapa frekuensi dibawah naungan IARU.

Banyak sekali keuntungan yang akan kita dapatkan selain dapat berkendara pada frekuensi tersebut bila menjadi seorang Radio Amatir yang notabene adalah cikal bakal telekomunikasi modern yang kita gunakan saat ini. Salah satu target saya adalah ingin berkecimpung dalam kegiatan AMSAT - The Radio Amateur Satellite Corporation dimana kita bisa berkomunikasi Amatir dengan dunia melalui satelit-satelit AMSAT di angkasa.

Namun ternyata bukan hanya AMSAT yang menggunakan band amatir untuk komunikasi via Satelit. Beberapa satelit luncuran mahasiswa seperti Delfi-N3Xt (Belanda) dan IiNUSAT-1 (Indonesia) yang akan segera diluncurkan 2013 menggunakan band amatir dalam komunikasinya. Tentunya didasarkan pada kepentingan riset, emergency communication dan akses frekuensi yang tidak berbayar seperti frekuensi profesional menjadi pilihan untuk menerapkannya di angkasa.

Tentunya apalah arti jika desain satelit kita menggunakan band amatir namun kita bukanlah seorang Radio Amatir maka kita hanya akan jadi penonton saja jika satelit tersebut telah diluncurkan. Mudah-mudahan ujian ORARI kali ini sukses dan sesegera mungkin memiliki alat komunikasi Amatir untuk dapat dijadikan riset mengenai kegiatan AMSAT. Amien.

Sukses untuk semua.
Kemal Read More...

Senin, 03 Januari 2011

January 2011 Menu: Please pick one of your favourite..!

Era Informasi dimana orang dapat memilih informasinya sendiri merupakan ciri dari kehadiran pola New Wave Communication yang saat ini tengah berkembang. New Wave Communication 2.0 ++

Saya mencoba mengajak para pembaca memilih informasi mana yang terlebih dahulu untuk dibahas melalui Tampilan Menu di blog ini setiap bulannya. Jika memang tidak terdapat prioritas pada pembahasan informasi maka regulasi posting akan sesuai dengan daftar nomor urut.

Berikut adalah pilihan Menu Topik yang akan terbit bulan ini:

1. Satellite and Application
2. KemSat-1 - for a better vision
3. Small and Large satellite
4. Satellite communication
5. Indonesia Satellite Association
6. Mobile Satellite Service
7. Emergency Communication
8. Indonesia Satellite History
9. O3b constellation on demand
10.Future: Hybrid Constellation
11.Design: ISL communication
12.IiNUSAT-1
13.Satellite Bussiness Model
14.Future: SDR on Satellite


Silakan dipilih.. Saya sangat senang dapat melayani minat para pembaca untuk dapat berdiskusi di blog ini. :)

Hatur Nuhun Read More...

Minggu, 02 Januari 2011

Meet.. me.. in Outer Space..

Kata-kata tersebut saya dapatkan dari lirik Incubus-Stellar yang memotivasi saya untuk belajar lebih jauh tentang Antariksa dan aplikasinya. :)

Namun saya bukanlah ahli Antariksa melainkan Teknisi Elektro yang bermimpi tentang Satelit - I Dream of Satellite.

Mudah-mudahan mulai dari tulisan saya di blog ini akan dapat merealisasikan mimpi saya untuk membuat sebuah satelit rancangan sendiri. Amien.

Regards,
Kemal
Read More...