Saat ini dimana dunia sudah dapat dikatakan borderless dengan kehadiran teknologi komunikasi satelit. Bagaimana tidak semenjak tahun 1990 perkembangan industri satelit meningkat begitu pesat mulai dari aplikasi Radio, Broadcasat, Telephony dan Mobile Telephony, hingga akses internet melalui teknologi VSAT yang dapat menjangkau seluruh pelosok bumi tanpa batas. Bahkan dapat kita katakan bahwa kedaulatan suatu negara tidak lagi dikatakan mutlak karena dapat dipantau oleh satelit manapun yang melintas diatasnya tentunya tanpa mengabaikan Landing Right pada orbit GEO.
Berbagai macam pengembangan jenis dan aplikasi satelit saat ini sangatlah membantu kehidupan manusia saat ini. Berikut adalah paparan mengenai jenis dan aplikasi satelit yang berkembang hingga saat ini.
Satellite
Rabu, 02 Februari 2011
Satellite and Application
Satelit dalam arti harfiahnya adalah benda langit yang mengorbit mengelilingi planet sebagai pusatnya dan bekerja sesuai hukum kepler. Namun satelit yang dimaksud pada bahasan kali ini adalah satelit buatan manusia bukan layaknya bulan yang merupakan satelit alami bumi. Penggunaan kata satelit buatan berarti sebuah benda yang ditempatkan pada orbitnya dengan hasil kerja keras manusia untuk memenuhi berbagai macam kebutuhan manusia.
Dengan penggunaan hukum kepler dalam pendesainan orbitnya mengelilingi bumi maka terdapat pilihan orbit yang hingga saat ini masih digunakan yaitu LEO, MEO, HEO, GEO, GSO dan Super GEO. Tentunya pemilihan orbit tersebut bukanlah tanpa alasan. Pengaruh ketinggian, jangkauan, propagasi, kecepatan, dan durasi lintasan menjadi acuan awal dalam penentuan jenis dan aplikasi satelit itu sendiri.
Berdasarkan ukuranya terdapat beberapa ukuran jenis satelit diantaranya adalah ukuran Large, Regular, Mini, Micro, Nano, Pico, on Chip. Tentunya berbagai pilihan ukuran tersebut berpengaruh pada jenis misi yang dibawa.
Application
Dalam aplikasinya banyak sekali institusi yang menggunakan satelit demi memenuhi kebutuhannya. Mulai dari kalangan Militer, Ristek hingga Institusi Komersil. Jenis layanan Navigasi, Broadcasting, Komunikasi Data, Voice dan Fax serta Penginderaan Jarak Jauh dan kepentingan Penelitian Astronomi menjadi pilihan layanan saat ini yang tengah dimiliki institusi-institusi tersebut guna memenuhi kebutuhannya.
Berdasarkan platform komunikasi dapat dibagi menjadi tiga bagian yaitu Broadcast Satellite Service (BSS), Fixed Satellite Service (FSS) dan Mobile Satellite Service (MSS). Di Indonesia sendiri ketiga platform komunikasi ini tengah melayani wilayah nusantara hingga saat ini.
Broadcast
Diawali dengan aplikasi yang paling dominan saat ini adalah layanan broadcast (BSS) yang biasa digunakan oleh stasiun televisi untuk relay siarannya ke penjuru nusantara. Dengan hadirnya Satelit semacam Palapa A1 dan keluarga Palapa Sat di orbit GEO lainnya memudahkan bagi jaringan televisi nasional untuk dapat menjangkau siaran hingga pelosok nusantara. Pun sama dengan beberapa satelit broadcast dunia yang melayani wilayah Indonesia agar dapat relay siaran stasiun TV Internasional. Cartoon Network, ESPN, CNN dan BBC sudah dapat kita nikmati dengan mudah saat ini dengan layanan televisi kabel sejenis Indovision ataupun Telkom Vision di Indonesia.
Kemajuan teknologi Satellite News Gathering (SNG) guna kebutuhan penyiaran berita secara real-time sudah dapat diakomodasi dengan kehadrian satelit-satelit BSS tersebut. Masih dapat kita ingat bahwa ketika Invasi Amerika ke Iraq ataupun konflik Israel-Palestina dapat dengan mudah disiarkan secara live melalui perangkat SNG yang tidak lebih besar dari sebuah koper travel biasa. Namun tak hanya layanan Broadcast TV nusantara atau dunia saja yang menggunakan layanan Satellite Broadcast, layanan siaran Radio pun dapat terselenggara dengan baik melalui Sirius Radio Satellite Broadcast.
Fixed
Layanan Fixed Satellite biasanya digunakan untuk memenuhi kebutuhan perusahaan untuk koneksi kantor pusat dengan kantor cabangnya begitu pula pada aplikasi Perbankan ATM. Saat ini dengan teknologi VSAT-IP layanan data dan voice telephony sudah dapat dipenuhi hanya melalui satu terminal saja. Penggunaan teknologi VSAT-IP dengan antena yang berdiameter 1.6-1.8 meter dapat semakin mempermudah proses instalasi untuk membangun koneksi dengan wilayah-wilayah terpencil. Hal ini tercermin pada program Desa Berdering sebagai bentuk aplikasi dari Universal Service Obligation (USO) oleh pemerintah Indonesia yang mendukung pengadaan telepon umum di pelosok daerah dengan backhaul menggunakan teknologi VSAT-IP. Namun hingga saat ini backhaul BTS Telepon Selular pun telah menggunakan teknolgi FSS sebagai backhaul layanannya guna menghemat biaya dan mempercepat time to market terutama bagi negara kepulauan seperti Indonesia.
Mobile
Sistem komunikasi mobile melalui relay satelit pertama dipelopori oleh organisasi Inmarsat-International Maritime Satellite yang terdiri dari 81 negara anggota. Pada awalnya sistem Inmarsat diperuntukkan bagi komunikasi kapal dan pelayaran. Namun seiring berkembangnya teknologi perusahaan seperti Iridium, Thuraya, PSN-AceS juga Inmarsat mengembangkan perangkat Handset Mobile yang cukup kecil sehingga mudah digunakan individu dalam bepergian keliling dunia, menjelajah pulau atau hutan terpencil. Tentunya dengan keunggulan perangkat yang cukup kecil ini memudahkan komunkasi bagi seseorang untuk dapat menghubungi siapa saja dan dimana saja.
Memanfaatkan sistem komunikasi mobile satellite ini maka saat ini dimanfaatkan bagi kapal-kapal yang berlayar untuk report informasi posisi, kecepatan dan alarm pada kapal. Bahkan teknologi BGAN-Inmarsat sudah dapat mendeliver data dengan kecepatan HSDPA yang menandakan bahwa internet mobile di belahan bumi manapun sudah dapat dijangkau bahkan koneksi internet di pesawat sekalipun. Tentunya dengan hadirnya teknologi MSS ini sangat membuka peluang usaha dan industri baru yang sebelumnya terkendala akibat permasalahan telekomunikasi di pelosok.
Aplikasi Khusus
Pemanfaatan satelit di angkasa tidak hanya diperuntukkan sebagai repeater untuk relay komunikasi data dan voice dari/ke bumi saja. Saat ini seiiring perkembangan teknologi satelit dan roket peluncur memungkinkan dikembangkannya teknologi-teknologi lain guna memenuhi kebutuhan aktifitas penelitian, militer, navigasi dll. Berikut adalah beberapa aplikasi khusus yang dimiliki oleh satelit-satelit saat ini.
Navigasi
Akses propagasi yang menjakup hingga puluhan kilometer di permukaan bumi juga dikenal meilki akses global membuat satelit menjadi lirikan untuk diterapkannya sistem navigasi. Dahulu kala pada masa perang dunia II proses pengetahuan posisi atau navigasi menggunakan sistem terestrial yang menggunakan minimal tiga base stasion utnuk mendapatkan suatu fix position. Lantas karena kebutuhan daya yang cukup tinggi karena menggunakan frekuensi rendah agar mengatasi karakteristik propagasi permukaan maka teknologi tersebut diadopsi ke wilayah angkasa dengan menggunakan satelit. Terdapat beberapa nama sistem navigasi saat ini yaitu diantaranya GPS (US), GLONASS (USSR), dan Galileo (EU) yang digunakan untuk keperluan transportasi maupun individu.
Remote Sensing
Pemanfaatan posisi satelit di angkasa juga digunakan manusia untuk mengoperasikan kamera guna pencitraan jarak jauh. Beberapa instansi dirgantara seperti LAPAN menggunakan satelit penginderaan seperti NOAA guna memantau kondisi cuaca di bumi bahkan IPB-Bogor menggunakannya untuk identifikasi kesuburan pertanian.
Namun tak hanya memanfaatkan teknologi kamera melainkan teknologi Microwave turut pula dipergunakan guna menghasilkan gambar yang jernih tanpa terhalang awan. Dengan teknologi Microwave ini atau SAR-Synthetic Aperture Radar, suhu pada beberapa bagian belahan bumi sangat mudah sekali untuk dideteksi bahkan ada instansi-instansi tertentu yang menggunakannya untuk pemetaan ikan di laut juga kadar minyak bumi di bawah tanah. Tentunya aplikasi remote sensing dengan satelit ini akan banyak sekali membantu manusia untuk menjaga bumi tetap hijau kelak.
ISS
Ide mengenai kehidupan manusia di luar angkasa dimulai semenjak keberhasilan manusia menginjakkan kakinya di bulan. Perlombaan menuju impian itu pun semakin menjadi. Kehadiran International Space Station adalah stasiun yang dibangun oleh sumbangan dari berbagai negara di dunia guna mempelajari kehidupan manusia di luar angkasa kelak. Layaknya kehidupan manusia normal di bumi, Stasiun ISS ini pun menyediakan fasilitasnya tersebut. Belakangan ini seorang astronot yang tinggal di ISS @astro_paolo sering mengirimkan gambar hasil jepretan dari ISS dan diumbar ke publik melalui akun twitternya. Berikut adalah gambar hasil jepretan dari ISS.
Solar Power
Tak habisnya akal manusia untuk mendapatkan sumber energi terbarukan, baru-baru ini ide pemanfaatan teknologi satelit diangkasa akan digunakan sebagai cermin pemfokus sinar matahari agar dapat maksimal jatuh pada pembangkit listrik tenaga matahari di bumi. Tentu saja ini terobosan penggunaan infrastruktur satelit masa depan guna memenuhi kebutuhan energi di bumi.
Flying Kite - Solar Sail
Perihal jenis benda yang satu ini memang agak unik, saya tidak dapat menyebutnya satelit karena tidak ditempatkan di orbit namun dari segi konstruksi memang mirip dengan satelit pada umumnya. Benda yang mirip layang-layang ini disebut Flying Kite karena memang konsepnya adalah terbang layaknya layang-layang dengan memanfaatkan energi surya. Tentunya berbeda konsep dengan solar panel yang memanfaatkan energi surya yang dikonversi menjadi listrik. Konsep Flying Kite memanfaatkan pergerakan energi matahari yang memancar hingga menyebabkan partikel-pertikel surya itu bergerak dan menyentuh layar Flying Kite agar menciptakan momentum. Jadi memang konsepnya benar-benar seperti layang-layang di bumi. Para ilmuwan mengklaim bahwa Flying Kite ini akan menjadi alat ampuh dalam penelitian dan penginderaan objek-objek yang jauh di angkasa karena kemampuan berlayarnya yang sangat hemat energi.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar