Sharing APRS and Satellite
Sharing dengan OM Yono di GSG IT Telkom |
Beberapa hal yang jadi fokus beliau kala itu adalah sosialsasi teknologi APRS dan juga satelit LAPAN-ORARI yang akan segera diluncurkan. Kabarnya di Q4 ini satelit tersebut telah melampaui serangkaian test dan akan segera dilakukan proses assembly
APRS sendiri adalah kepanjangan dari Automatic Packet Reporting System yang biasa digunakan untuk melacak keberadaan vehicle di darat maupun laut. Teknologi GPS tentunya berperan disini, data kecepatan dan koordinat Lat/Lon akan dikirimkan dalam bentuk paket radio melalui perangkat Handy Talky dengan freq. 433.390 MHz. Jika kita berada pada posisi Bandung maka terdapat stasiun repeater di Gn. Tangkuban Perahu yang kemudian akan meneruskan propagasi paket radio tersebut pada stasiun Jakarta yang terhubung langsung dengan APRS-IS (APRS-Internet Server). Kegunaan APRS-IS ini tentunya agar data posisi vehicle kita di Bandung dapat terpantau pada monitoring APRS. Namun tak hanya sampai disitu APRS tidak hanya digunakan untuk reporting status kecepatan, suhu mesin, dan posisi vehicle saja, karena keluwesan dalam penggunaan data paket radionya maka terdapat APRS turunan yaitu seperti Weather APRS.
Tentunya ORARI memiliki keinginan agar akses APRS tak hanya bergantung pada repeater darat saja. Oleh karena itu satelit LAPAN-ORARI hadir dalam rangka mencoba (eksperimen) repeater APRS di angkasa (satelit). Juga disebutkan oleh OM Yono bahwa satelit LAPAN-ORARI didesain untuk komunikasi darurat bencana, hal ini terkait sub-kegiatan ORARI dalam komunikasi penanganan bencana (CORE). Oleh karena itu dibawa pula muatan voice repeater untuk merelay komunikasi dari daerah bencana.
APRS sendiri adalah kepanjangan dari Automatic Packet Reporting System yang biasa digunakan untuk melacak keberadaan vehicle di darat maupun laut. Teknologi GPS tentunya berperan disini, data kecepatan dan koordinat Lat/Lon akan dikirimkan dalam bentuk paket radio melalui perangkat Handy Talky dengan freq. 433.390 MHz. Jika kita berada pada posisi Bandung maka terdapat stasiun repeater di Gn. Tangkuban Perahu yang kemudian akan meneruskan propagasi paket radio tersebut pada stasiun Jakarta yang terhubung langsung dengan APRS-IS (APRS-Internet Server). Kegunaan APRS-IS ini tentunya agar data posisi vehicle kita di Bandung dapat terpantau pada monitoring APRS. Namun tak hanya sampai disitu APRS tidak hanya digunakan untuk reporting status kecepatan, suhu mesin, dan posisi vehicle saja, karena keluwesan dalam penggunaan data paket radionya maka terdapat APRS turunan yaitu seperti Weather APRS.
Tentunya ORARI memiliki keinginan agar akses APRS tak hanya bergantung pada repeater darat saja. Oleh karena itu satelit LAPAN-ORARI hadir dalam rangka mencoba (eksperimen) repeater APRS di angkasa (satelit). Juga disebutkan oleh OM Yono bahwa satelit LAPAN-ORARI didesain untuk komunikasi darurat bencana, hal ini terkait sub-kegiatan ORARI dalam komunikasi penanganan bencana (CORE). Oleh karena itu dibawa pula muatan voice repeater untuk merelay komunikasi dari daerah bencana.
AMSAT Training by AMSAT-ID
AMSAT Training Outdoor Session |
Berselang satu minggu dari pertemuan saya bersama OM Yono, saya mengikuti kegiatan AMSAT Training yang juga Beliau turut serta didalamnya. Diawali dengan sambutan pembukaan oleh Bp. Sutiyoso selaku Ketua Umum ORARI dan dilanjutkan dengan pemaparan presentasi oleh Tim AMSAT-ID dan juga pihak LAPAN.
Materi awal dibuka oleh OM Dirgantara yang menjelaskan tentang Komunikasi via satelit dan prediksi satelit. Kemudian dilanjutkan oleh Bp. Hasbi - LAPAN perihal pengenalan dan pemaparan satelit LAPAN-ORARI yang siap diluncurkan tersebut. Terakhir adalah penjelasan oleh OM Wawan mengenai teknik pembuatan antena Linden Blad yang memiliki karakter omnidireksional sehingga cukup bagus dalam penerimaan sinyal dari satelit tanpa harus menggunakan rotator pointing.
Dilanjutkan pada sesi pembuatan antena dan trial outdoor untuk mendapatkan sinyal dari satelit yang melintas kala itu. Kebetulan termonitor pada software Nova Tracking bahwa NOAA-15 sat akan seger melintas. Oleh karena itu kami bergegas untuk segera menyiapkan perlengkapan. Dengan penuh kesabaran dan prediksi yang tepat kami akhirnya mendapatkan sinyal dari NOAA-15 sat yang merupakan Weather Satellite itu. Namun karena tidak memiliki decoder dari 'beeps' menjadi gambar, maka kami hanya mendengar suara 'beeps' saja melalui HT. Namun itu sungguh pengalaman yang membanggakan bagi saya yang pertama kali berkecimpung di kegiatan AMSAT ini.
Selebihnya mengenai keberlangsungan Acara dapat dilihat pada video berikut,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar